Kamis, 02 Maret 2017

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

MAKALAH AGRIBISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN MANAJEMEN AGRIBISNIS 

DISAMPAIKAN OLEH :

KELOMPOK 3
PASRI AHMAD (1410211051)
MITA EKA PUTRI (1410211006)
RUPMA YULIANTI (1410211100)
FANNY C.F. (1410212040)

KELAS C

DOSEN PENGAMPU : IR. DWI EVALIZA, MSi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017

DAFTAR ISI 
DAFTAR ISI 1 
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1 
A. Latar Belakang............................................................................................. 1 
B. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis.................................... 2
B. Karakteristik Manajemen Agribisnis.............................................................. 4
C. Fungsi-Fungsi Manajemen Agribisnis............................................................ 5
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 9
A. Kesimpulan.................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10  


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul ManajemenAgribisnis, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agribisnis dan Kewirausahaan.
Makalah ini disusun sebagai sarana memperluas pengetahuan tentang agribisnis. penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah Agribisnis dan Kewirausahaan yang telah memberikan tugas ini untuk menambah pemahaman penulis tentang agribisnis. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian agribisnis secara umum serta sistem dan subsistem dalam agribisnis.
Tim Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, tim penyusun sangat mengharapkan pengertian dari pembaca.Semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca. Amiin.....


Padang, Februari 2017
Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini pembahasan tentang agribisnis telah berkembang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian banyak orang, baik dari kalangan yang biasa mempelajari bidang pertanian maupun kalangan non pertanian. Keadaan ini seperti dapat dimengerti karena kondisi perekonomian di Indonesia sudah mulai bergeser dari semula didominasi oleh para sektor primer (khususnya hasil-hasil pertanian) ke sektor sekunder (industri). Disamping itu adanya kemauan politik (political will) dari pemerintah yang mengarahkan perekonomian nasional yang berimbang antara sektor pertanian dan industri menjadi saling mendukung. Agribisnis merupakan suatu cakupan bisnis yang sangat luas dan terbagi kedalam subsistem-subsistem. Antar subsistem –subsistem tersebut saling memiliki keterkaitan yang sangat erat, sehingga memerlukan manajemen yang terintegrasi. Jika tidak tidak, maka subsistem-subsistem tersebut akan berjalan secara sendiri-sendiri. Akibatnya sistem agribisnis menjadi kacau. Manajemen agribisnis pada prinsipnya adalahpenerapan manajemen dalam sistem pertanian secara luas. Oleh karena itu sesorang yang hendakterjun dibidang agribisnis harus memahami konsep-konsepmanajemen dalam agribisnis yang meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen, tingkatan manajemen, prinsip-prinsip manajemen dan bidang-bidang yang ada dalam manajemen. Selain itu, Manajemen agribisnis memiliki karakteristi-karakterisrik yang khas sehingga perlu dibedakan dengan manajemen yang lain. Oleh karena itu wawasan seputar manajemenagribisnissangat penting untuk diketahui.

B. Tujuan
 Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dasar dari manajemen agribisnis serta ruang lingkupnya, karakteristik dari manajemen agribisnis serta fungsi-fungsi yang terdapatdalam manajemen agribisnis.  

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen

Agribisnis Manajemen agribisnis mengandung pengertian dari 2 kata yaitu manajemen dan agribisnis. Manajemen berarti seni (art) dan ilmu (science) untuk melaksanakan suatu rangkaian pekerjaan melalui penggunaan sumberdaya. Menurut Stoner dan Freeman (1989) manajemen adalah perencaaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisi dan proses pemanfaatan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut pendapat lain manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi pengawasan dan pengendalian.

Menurut Subiakto Tjakrawerdaya (1996), agribisnis secara umum mengandung pengertian sebagai keseluruhan operasi yang terkait dengan usaha untuk menghasilkan uasaha tani,untuk pengolahan dan pemasaran. Sedangkan menurut Ikhsan Semaoen (1996), agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sector agribisnis mencakup perusahaan yang pemasok input agribisnis dan jasa pengangkutan,jasa keuangan. Dengan arti lain Agribisnis adalah semua aktivitas dalam bidang pertanian mulai dari industri hulu,usaha tani,industri hilir hingga distribusinya.

Dengan demikian Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengarahan dan fungsi pengawasan serta pengendalian dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal. Manajemen agribisnis lebih tepat dikatakan sebagai bentuk manajerial ekonomi. Manajemen agribisnis tidak hanya menjelaskan adanya fenomena agribisnis (sebagai ilmu ekonomi pertanian), namun lebih menekankan bagaimana seharusnya agribisnis itu dilakukan.

Untuk itulah manajemen agribisnis tidak cukup hanya memiliki landasan teori ekonomi akan tetapi juga teori kewirausahaan yang di dalamnya termasuk teknik pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka di dalamnya terkandung kegiatan-kegiatan manajemen agribisnis yang sekaligus merupakan batasan ruang lingkupnya. Secara skematis mata rantai kegiatan agribisnis dapat digambarkan sebagai berikut : Keempat subsistem tersebut mempunyai ruang lingkup kegiatan sebagai berikut :

• Subsistem penyediaan sarana produksi Menyangkut kegiatan penyediaan dan penyaluran sarana produksi pertanian yang didasarkan pada perencanaan dan pengelolaannya, sehoingga sarana produksi tersebut memenuhi 5 kriteria tepat (tepat : waktu, jumlah, jenis, mutu, dan produk). Kegiatan-kegiatan ini mempunytai keterkaitan kebelakang dengan industri-industri hulu.

• Subsistem usahatani/ produksi Menyangkut kegiatan-kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha tani dalamrangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termsuk dalamkegaiatan ini adalah pemilihan lokai usaha tani, pemilihan komoditas, pemilihan teknologi serta pola usaha tani.

• Subsistem agroindustri /pengolahan hasil Menyangkut kegiatan-kegiatan pengolahan hasil usahatani yang merupakan keseluruhan kegiatan mulaidari penanganan pascapanen sampai pada tingkat pengolahan lanjutan hasil pertanain, dengan maksud untuk menambah addedvalue dari produksi primer.

• Subsistem pemasaran Menyangkut kegiatan pemasaran haasil-hasil pertanian atau hasil agroindustri, yang ditujukan untuk pasar domestik (dalam negeri) ataupun pasar luar negri (ekspor).

Lingkup kegiatan agribisnis
1) Pertanian Sektor pertanian terbagi atas 2, yaitu :
 1. Pertanian Lahan Basah atau Sawah. Pertanian Lahan Basah merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi, jagung dan kacang-kacangan.
 2. Pertanian Lahan Kering atau Ladang Pertanian Lahan Kering adalah pertanian yang tidak membutuhkan pengairan intensif. Komoditas ladang biasanya berupa palawija, umbi-umbian dan holtikultura.
2) Perkebunan Perkebunan merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain.
3) Peternakan Peternakan merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak. Usaha ternak dibedakan atas
 Peternakan unggas (ayam dan itik)
 Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci, dan lain-lain)
 Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda)
4) Perikanan Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
• Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan danau) dan perikanan air laut.
• Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.
5) Kehutanan Kehutanan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau memamfaatkan hasil hutan,baik yang timbuh atau hidup secara alami maupun yang telah dibudidayakan.

 B. Karakteristik Manajemen Agribisnis

Mengingat adanya karakteristik agribisnis yang khas (unique) maka manajemen agribisnis harus dibedakan dengan manajemen lainnya. Beberapa hal yang membedakan manajemen agribisnis dari manajemen lainnya menurut Downey dan Erickson (1992) adalah sebagai berikut:
1) keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis, yaitu dari para produsen dasar ke konsumen akhir akan melibatkan hampir setiap jenis perusahaan bisnis yang pernah di kenal oleh peradaban;
2) besarnya pelaku agribisnis;
3) hampir semua agribisnis terkait erat dengan pengusaha tani, baik langsung maupun tidak langsung;
4) keanekaragaman skala usaha di sektor agribisnis, dari yang berskala usaha kecil sampai dengan perusahaan besar;
5) persaingan pasar yang ketat, khususnya pada agribisnis skala kecil; dimana penjualan berjumlah banyak, sedangkan pembeli berjumlah sedikit;
6) falsafah cara hidup (the way of life) tradisional yang dianut para pelaku agribisnis cenderung membuat agribisnis lebih tradisional daripada bisnis lainnya;
7) kenyataan menunjukkan bahwa badan usaha agribisnis cenderung berorientasi dan dijalankan oleh petani dan keluarga;
8) kenyataan bahwa agribisnis cenderung lebih banyak berhubungan dengan masyarakat luas; 9) kenyataan bahwa produksi agribisnis sangat bersifat musiman;
10) kenyataan bahwa agribisnis sangat tergantung dengan lingkungan eksternal/gejala alam; dan
11) dampak dari adanya program dan kebijakan pemerintah mengena langsung pada sektor agribisnis.

Dari perkembangan karakteristik agribisnis, berimplikasi langsung dalam manajemen agribisnis. Agribisnis sebagai sebuah sistem harus dibangun dengan memperhatikan karakteristik agribisnis itu sendiri, disamping itu juga perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Artinya, agribisnis hulu, usahatani, dan agribisnis hilir harus berada pada satu sistem manajemen yang terintegrasi secara vertikal. Hal ini karena masing-masing subsitem tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi.

C. Fungsi-Fungsi Manajemen Agribisnis

Seperti halnya dengan manajemen organisasi lain, baik yang berorientasi bisnis maupun non bisnis, dalam agribisnis juga diterapkan fungsi-fungsi manajemen yang telah dikenal oleh berbagai kalangan, mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), pelaksanaan (actuating), pengawasan (inspecting), evaluasi (evaluating) sampai dengan pengendalian (controlling).

a) Fungsi perencanaan
Fungsi perencanaan mencakup semuakegiatan yang ditujukan untuk menyusun progran kerja selama periode tertentu yang akan datang berdasarkan visi, misi, tujuan serta sasaran organisasi. Perencanaan dapat dilakukan padabidang produksi, keuangan, persediaan, pemasaran dan lain-lain. Tujuan dari perencanaan adalah menempatkan suatu perusahaan pada posisi yang terbaik berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa yang akan datang. Fungsiperencanaan menyiratkan suatuupaya untuk memikirkan masa depan organisasi. Seringkali aktivitas yang telah direncanakan tersebut dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan hambatan dan kegagalannya. Dengan demikian, jika terdapat terjadinya hambatan maka dengan segera harus disiapkan rencana antisipasi ataupun perbaikan rencana. Jika dilihat dari manajemen fungsional, maka perencanaan dapat berupa perencanaan sumberdaya, perencanaan anggaran dan penerimaan agribisnis, perencanaan produksi dan operasi, perencanaan riset dan pengembangan, dan lain-lain.

b) Fungsi pengorganisasian
 Fungsi pengorganisasian merupakan upaya manajemen untuk mengorganisasikan semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektiviatas sebuah organisasi sangat tergantung pada kemampuan manajemennya untuk menggerakkan semua sumber daya perusahaan guna mencapai tujuannya. Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penggerak utama sumberdaya perusahaan yang lain, harus memiliki kemampuan prima dan kerja yang profesional serta ditempatkan pada posisi yang tepat. Fungsi pengorganisasian juga sangat terkait dengan alokasi sumberdaya optimal, sehingga akan diperoleh keterpaduan tugas dan peranan masing-masing sumberdaya optimal dalam aktivitas organisasi. Dari hasil pengorganisasian maka semua sumberdaya termasuk para tenaga kerja yang ada dalam perusahaan memilki peranan dan hubungan yang jelas antar komponen organisasi.

c) Fungsi pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan sering kali dibagi menjadi fungsi kepemimpinan, pengarahan, dan koordinasi. Fungsi kepemimpinan menekankan pada bagaimana seorang pemimpin untuk menyalurkan semua kemapuan individu pada aktivaitas organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi pengarahan lebih menekankan pada bagaimana karyawan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Pengarahan ditujukan untuk menetapkan kewajiban dan tanggungjawab karyawan, menetapkan hasil yang harus dicapai, mendelegasikan wewenang pada setiap karyawan, menciptakan hasrat untuk berhasil dan mengawasi agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Fungsi koordiansi lebih menekankan pada hubungan koordinasi antar individu, atas berbagai aktivitas organisasi sehingga diperoleh hormonisasi dalam setiap kegiatan. Di lain pihak, fungsi pelaksanaan sendiri lebih menekankan pada proses pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

d) Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan menekankan pada bagaimana membangun sistem pengawasan dan melaksanakan pengawasan terhadap rencana yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan dilakukan secara terus-menerus untuk menjamin agar pelaksanaan berjalan dengan baik. Pengawasan dapat dilakukan oleh individu-individu, sistem, dan atau lingkungan.

e) Fungsi evaluasi
Fungsi evaluasi menekankan pada upaya untuk menilai proses pelasanaan rencana, mengenali ada atau tidaknya penyimpangan, dan tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Fungsi evaluasi ditujukan pada obyek tertentu dan dalam periode waktu tertentu.

f) Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian merupakan suatu upaya manajerial untuk mengembalikan semua kegiatan pada rel yang telah ditentukan. Jika ditemukan adanya penyimpangan-penyimpangan dari prosedur kerja maka dapat segera dilakukan tindakan pengendalian. Begitu juga jika diperoleh tanda-tanda kegagalan dalam mencapai hasil, maka segera diadakan pengendalin untuk memastikan operasi berjalan dengan semestinya. Bahkan pengendalian juga dapat dilakukan dengan penyesuaian-penyesusaian dari rencana awal disebabkan adanya faktor-faktor yang berubah sehingga pencapaian tujuan organisasi dapat dilakukan.

Sesuai dengan prinsip manajemen maka fungsi manajemen dalam agribisnis dapat dikelompokkan menjadi Manajemen Sumberdaya Manusia, Manajemen Keuangan, Manajemen Operasi dan Manajemen Pemasaran.

 Manajemen Sumberdaya Manusia ƒ
Seluruh sumberdaya yang dimiliki perusahaan agribisnis pada akhirnya dikelola oleh sumberdaya manusia. Artinya manusia akan menjamin pengelolaan yang efisien. Ada dua bidang yang berkaitan dengan ini yaitu pengadministrasian sumberdaya manusia dalam perusahaan agribisnis dan upaya memotivasi mereka agar bekerja pada kondisi maksimum.

 Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan Aspek ini mempertimbangkan akibat dari seluruh keputusan terhadap penerimaan dan laba perusahaan dibidang agribisnis. Artinya manajer dalam hal ini harus mempertimbangkan seluruh sumber pembiayaan dari aspek penerimaan. Dalam bahasa yang umum bidang ini mempertimbangkan kesehatan perusahaan. Peralatan seperti neraca dan rugi laba adalah perangkat yang umum digunakan sebagai alat analisis dalam menentukan kemampulabaan perusahaan.
 ƒ
 Manajemen Operasi
Cara mengolah produk semakin lama semakin canggih dengan adanya perkembangan bidang teknologi. Akhirnya perusahaan harus selalu mempertimbangkan ketepatan waktu dan kualitas produk yang dihasilkan. Pertimbangan kualitas, efisiensi dan pemilihan saluran distribusi yang menjamin kualitas adalah bidang manajemen operasi dalam agribisnis. Dalam kegiatan fisik, dikenal juga manajemen logistik yang meliputi kegiatan di sekitar gudang penyimpanan dan transportasi barang dan jasa dari pabrik hingga ke pelanggan. Perusahaan agribisnis yang berhasil adalah perusahaan yang konsisten menghasilkan lebih cepat dan lebih baik.

 Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran Meliputi kegiatan untuk memahami kebutuhan pelanggan dan secara efektif melakukan upaya pemasaran di tempat penjualan (pasar) dimana kebutuhan itu dirasakan. Khol (1980) mendefinisikan pemasaran produk pertanian sebagai seluruh kinerja kegiatan perusahaan dalam aliran barang, mulai dari titik dimana dihasilkan hingga ke tangan pelanggan. Kata seluruh mewakili lingkup pemasaran pertanian yang luas, sedangkan interval kegiatan menunjukkan adanya saling-ketergantungan antar pelaku. Dalam kegiatan demikian fungsi pemasaran pertanian juga menghubungkan antara daerah penghasil dengan lokasi dimana produk dibutuhkan. Bila kegiatan agribisnis dapat dibedakan menjadi sektor produk makanan (food), industri dan sektor input; maka kegiatan pemasaran terlibat dalam sektor tersebut. Kegiatan ini meliputi penjualan, periklanan, penelitian pemasaran, pengembangan produk baru, pelayanan pelanggan, distribusi fisik, dan penentuan harga – keseluruhannya fokus kepada kebutuhan dan keinginan pelanggan, dan akhirnya berupaya menciptakan kepuasan pelanggan. Kegiatan pemasaran pertanian sering juga disebut sebagai sistem pemasaran pertanian, karena melibatkan banyak pihak mulai dari petani, broker, pengolah, penjual partai besar, grosir, hingga kepada pelanggan. Masing-masing kegiatan berbeda fungsi dalam memberikan pelayanannya.


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengarahan dan fungsi pengawasan serta pengendalian dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal. Agribisnis sebagai sebuah sistem memiliki 4 subsistem utama, yaitu subsistem penyediaan sarana dan prasarana usaha tani, subsistem usaha tani/budidaya, subsistem pengolahan dan penyimpanan, dan subsistem pemasaran. Keempat subsistem tersebut sekaligus menjadi ruang lingkup atau batasan dalam manajemen agribisnis. Manajemen agribisnis menerapkan fungsi-fungsi manajemen seperti halnya manajemen yang lain, yakni fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengeavaluasian dan pengendalian.

B. Saran
Manajemen agribisnis meimiliki ruang lingkup yang sangat luas, untuk itu diperlukan pemahaman dan wawasan yang lebih dalam. Teori-teori tentang manajemen agribisnis yang digunakan masih terlalu sedikit sehingga dibutuhkan refrensi yang lebih banyak lagi

DAFTAR PUSTAKA

Http://Agribisnis dan Manajemen Agribisnis.html. diakses pada 28 Februari 2017.
Http://Manajemen Agribisnis.html. diakses pada 12 Maret 2014.
Prasetyo, Edi dan Agus Setiadi. 2004. Pengantar ManajemenAgribisnis. Semarang : Universitas Diponegoro.
Syahza, Almasdi. 2013. Bahan Kuliah Manajemen Agribisnis : Perbedaan manajemen agribisnis dengan manajemen lainnya.